CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART2, Hasrat-Bispak18 Kami kembali arah, dan mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Serta ke-2  doiku ini gak jenuh jemunya menarik serta mengejekku mengenai Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuman tersenyum malu serta pasrah terima semuanya ini. Saya cuma dapat mengharap kami lekas hingga ke kelasku. Tetapi sewaktu kami hingga di muka pintu kelas, tiba-tiba saya berasa ingin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak jika ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… tidak mesti ah… tidak lama saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya sudah dech, tidak boleh makin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama lambaikan tangan dengan Sherly, lalu masuk ke kelas.

Sherly sendiri terus menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra sebagai berikut, namun saya menurut saja sekalian mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang berprasangka buruk memandang kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami sampai di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya tunggu Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan jenis sedih, namun dia lambaikan tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sekalian lambaikan tanganku pula, lalu saya selekasnya ketujuan toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART2

Saat saya akan masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, dan diam diam saya berasa terheran, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu sewaktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya terus masuk ke toilet wanita ini, dan dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantara dari 6 kamar kecil yang berada di dalam sini. Sesudah saya usai buang air kecil dan membereskan pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit ketahan di saat tau-tau ada sebuah tangan yang membungkam mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, namun pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa ada perlawanan yang mempunyai arti, saya udah terbawa masuk ke gudang yang berada di sisi toilet, tempat di mana Vera entahlah disetubuhi atau tengan layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menarikku ke ujung area ini, sampai kami ada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak beberapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding lantaran saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung sekejap, lalu saya menggangguk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, lantaran bila saya mengakibatkan kekacauan, lalu banyak yang mengetahui saya dalam gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa usaha memandang mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi seusai tontonan itu usai, saya khawatir Dedi gak akan membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani hasrat birahinya di gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks kini. Diam diam saya pikir bagaimana biar ini hari saya tak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Barangkali saya dapat coba menjajakan service oral dengan argumen saya gak mau tertangkap seseorang karena saya mendesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada di dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi merengkuh lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya termangu memandang masuknya orang cebol yang kukenali selaku pelayan salah satunya stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja merupakan Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya lebih kurang 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, serta siswi lain yang lagi makan di kantin. Entahlah apa yang diharapkan Dedi dengan menggeretku ke gudang ini saat dia mengetahui sang cebol ini dapat masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sekehendak hati di bangku yang berada pada tengah tempat ini. Saya gak memahami apa yang dilakukan, apa tunggu seorang, atau dia berencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya terheran lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka kecewa. Namun anehnya Cie Fifi justru mendekati sang cebol yang tengah tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam gak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan selanjutnya jantungku berdebar-debar kuat lihat sebuah panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelinap masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang ada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi membuat sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus perhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat hasratku perlahan-lahan bangun, dan saya mesti usaha atur napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Parasku berasa panas, saya anyar sadar bila rupanya saya  menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan kecewa. Namun sudah pasti saya gak dapat melakukan perbuatan beberapa macam ketimbang nasibku malahan jadi kian jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal berlangsung padaku bila saya bikin kericuhan yang menyebabkan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Dan saya gak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, terkadang kasar, yang benar tingkah Dedi ini membuatku resah dan jantungku berdetak lebih kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART2

Saya gak berani menghalau karena saya takut tepisanku mungkin menyebabkan nada yang bisa-bisa kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh semakin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah untuk bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi terlampau kuat untukku buat kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku untuk menyaksikan fragmen erotis di hadapanku ini mulai bubar lantaran saya sendiri sudah memulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang selalu meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menuju Cie Fifi. Rupanya dia tengah pejamkan mata dan mendesah tidak karuan sekalian memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang nyata merupakan kepala sang cebol.

Kendati pun jantungku berdetak kuat menyaksikan itu seluruh, merasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, dan saya coba menjauhi payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi terus menempel kuat serta lagi memberi remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun pastinya, saya mulai teraniaya gara-gara rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada berarti untuk Dedi, tetapi saya gak pengin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Entahlah mulai sejak kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu jelas celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan paras seperti mencegah sakit pada saat sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, memikirkan di rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta saat ini sang cebol itu tidak tahu lagi menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang merayu serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini makin jadi siap.  Saya sangat terangsang, tidak tahu karena remasan nakal yang telah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau lantaran pikiranku yang melayang-layang mengayalkan apa yang terjadi di rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil di saat saya hampir gak dapat membatasi diriku untuk mengesah karena Dedi mencium tengkuk leherku, serta kondisi jadi bertambah sukar untukku waktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya pun baru tahu seputar dua minggu kemarin, bila bu Fifi itu bisa pula digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi lantaran kalimatnya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya tidak berani melakukan, selain saya takut kehadiranku di sini ketauan oleh Cie Fifi serta terpenting sang cebol, saya gak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta membuat nasibku bertambah jelek.

Jadi saya cuma dapat memandang Dedi dengan geram, tetapi bibirku justru dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan mengendalikan rintihanku. Saya cuman dapat pasrah melepaskan Dedi melumat bibirku hingga ia suka.

Namun saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha atur napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini gak sampai kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar nada sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyetujui.

Walau raut paras Cie Fifi kelihatan jengkel, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lalu Cie Fifi merendahkan badannya serta menumpukan kepalanya di ke-2  tangannya yang saat ini terlipat namun masih menopang di lantai.

Tanpa berujar apa apalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang serta celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu dan menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi sewaktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya lumayan direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah mulai bergerak mundur-maju disertai desahan serta rintihan Cie Fifi. Entahlah semenjak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun jika sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya kurang begitu bingung lihat sikap sang cebol yang berani serta sekehendak hati seperti barusan.

Saya tidak mengira Cie Fifi yang tiap hari kelihatan demikian ramah dan enerjik, rupanya merendam permasalahan yang gak selisih jauh denganku. Saya terasa sedih di Cie Fifi kendati dari penuturan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tapi sebuah remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika saat ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pun ingin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya mengulet kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi dapat memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terlintas intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal demikian membuatku takut sebab secepatnya saya akan memperoleh problem jika Dedi mengerti saya pakai celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terkenang terkait sejumlah argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana metodenya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku dan tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali memerhatikan Cie Fifi.

Rupanya sang cebol tengah bergairah memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggelinjang kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan kecewa di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi dongkol, dan dia cuman tersenyum senyuman, kelihatannya dia puas seusai jadikan ke-2  payudaraku ini mainannya mulai sejak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, bikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karena itu saya berpikiran ini saat yang pas untuk sampaikan iktikad dan alasanku pada Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dicerca sama guru bila saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sekalian memandang Dedi dan menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kelihatannya dia tengah berpikiran.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya berubahkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya terheran sesaat memandang penis itu udah ereksi, serta waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… lantaran kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pula dengar rayuan porno Dedi. Tetapi saya gak pengen menghabiskan waktu, saya lekas mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol merintih, serta saat saya melirik menuju mereka, saya menyaksikan sang cebol sedang menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari biasanya punya beberapa pejantan yang pernah meniduriku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, namun tidak hingga sampai melenguh layaknya seperti wanita yang lagi dirundung orgasme. Apa karena penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama