CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART3

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART3, Hasrat-Bispak18 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang nyata belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan gunakan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Tak lama setelahnya, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok pakaiannya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi benar-benar mempersiapkan kantung plastik itu buat simpan celana dalamnya yang ia mengerti akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal mulanya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali bila burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhambat sewaktu tiba-tiba kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah ujarnya pengin nyepong. Kapan keluarnya kalaupun dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam selalu mendesak nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah dan mengaduh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus pada saat saya selalu usaha membikin penis Dedi berejakulasi. Kadangkala saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia tambah terangsang sampai pekerjaanku bakal tuntas bisa lebih cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuma dapat mengguman gak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu sudah tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Sejak mulai kapan Pandu udah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, tetapi sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat berbicara secara terang.

Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, serta saya udah pasrah menanti hukuman yang bakal diberi Dedi jika dia melihatku memanfaatkan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… tidak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua pelajar biadab ini akan lekas melumatku dalam gudang ini, namun yang paling kutakutkan yaitu Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan seluruhnya rencanaku. Semestinya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tiada waktu buatku untuk memikir maupun berleha leha. Tau-tau badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lantas dengan urutan ke-2 kakiku yang selalu semacam itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengangkat penisnya yang nyatanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan jengkel saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan seluruh tehnik oralku biar Pandu cepat menggapai pucuk serta selanjutnya dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok di sisi bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya katakan kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, gak berani melihat. Mau rasanya saya menangis, namun saya gak mau kelak rekan temanku terlebih Jenny justru ajukan pertanyaan bertanya jika kelak mataku nampak sembab.

Saya cuma dapat pasrah dan terus mengoral penis Pandu, sembari menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terbendung waktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, mengakibatkan kesan yang aneh waktu saya mengerti celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengerang serta lagi mengerang terhenti, namun saya tidak lupa bila saya mesti memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah dan meronta kesakitan saat saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sentil Dedi sewaktu saya menengok ke belakang buat memandang apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat menyudahi seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi sungguh-sungguh pengin menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas serta kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi beres.  Di antara pedih serta nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Telah, gak boleh ngoceh lagi! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, dan Pandu lekas menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terhenti, tetapi waktu ini saya gak punya alternatif lainnya, saya harus menambahkan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar buat nikmati badanku. Saya merasai sisi bawah celana dalamku disingkap, dan suatu benda topangl, hangat serta lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku mengartikulasikanng sejenak di saat penis Dedi memotong lubang vaginaku dan selalu melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, dan selanjutnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian dalam lubang vaginaku. Sekian kali saya melenguh terbendung, serta saya mulai tidak dapat fokus untuk mengoral penis Pandu.

Oleh karena itu saya harus semakin menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya harus berusaha mengendalikan mual karena berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya mesti menghentikan terasa sakit bergabung nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharap pasienanku ini selekasnya selesai. Saya pun mengharapkan busana seragam sekolahku ini tidak lecek dan basah oleh keringatku seusai saya tuntas ditiduri oleh dua begundal ini. Selesai saya kumpulkan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta menarik penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia mau melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia tidak bisa mengendalikan kesenangan service oralku.

Namun saya tidak pengin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat membatasi badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat dan sesaat selanjutnya penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… enaknya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kenikmatan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruhnya cairan di mulutku ini, namun saya tidak ingin Pandu dapat lolos demikian saja. Dia udah menghancurkan rencanaku tadi semestinya telah sukses. Saya sangat kecewa kepadanya.

Saya terpikir bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses kalahkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat menggunakan metode yang serupa buat mengeluarkan kekecewaanku pada Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini walau penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tetapi saya belum juga usai dengannya.

Saya selalu menarik dan menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti disembelih saja. Pada akhirnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, serta sewaktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama dengan nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelimpang sehabis saya dan banyak doiku balik meniduri mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menikamkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya bakal meletus di saat saya dengar penghinaan Dedi barusan. Seusai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya selekasnya berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti tidak sangat percaya dengan yang barusan terjadi.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan suara gemetaran sangking geramnya.

Situasi di gudang jadi sepi. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir mengendalikan tangis. Saya sangat sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tiada pedulikan mereka kembali, saya selekasnya keluar gudang ini. Tetapi saya sadar kalau saya mesti mengatur diriku di toilet, sekalian minimal saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengangkut rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat membantu rasa tidak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya mesti terima olokan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya membereskan rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di mukaku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran berubah udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, serta aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tak dapat datang dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu pastinya sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART3

‘Uh… UKS? Tidak deh… saya tidak mau terkena malapetaka buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak perlu pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya lekas balik tuju ke kelas untuk mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menyenangkan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu setelah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Namun saya sudah lebih enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop mengkhawatirkanku

"Saat ini perutmu telah tidak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan sedih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sebetulnya saya berasa sedikit gak sedap sebab saya harus tidak jujur di Jenny yang demikian memerhatikan dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, meski saya tahu ini yaitu yang terunggul, dibanding ada yang dengarkan percakapan kami waktu saya mengakui apa yang sesungguhnya berlangsung padaku saat lagi saya berada pada toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi tak lama setelahnya Jenny udah kembali repot memikat dan mengejekku bab Andy. Manalagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang harusnya mengajarkan di kelas kami tak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin bergairah merayuku, dan saya udah habis akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Dan pada saat saya tidak tahu harus melakukan hal apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih lagi dijalankan Andy? Apa yang kurang lebih berada pada pemikiran Andy saat ini? Apa dia memikirku? Tiba-tiba saya udah terasa kangen pada Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali suka deh… sampai sampai saya gak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindari.

"Begitu ya? Kalaupun gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian menyaksikan ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengin omong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen omong apa ya… saya pengen omong, bila Eliza gak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sekalian mulai membungkusi buku bukunya ke tas sekolahnya, lantaran bel pulang sekolah memang baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir jika kalau Jenny bersungguh lewat kata tukasnya, dan saya dan lagi merengek-rengek.

"Jika begitu kamu tak boleh menghindari selalu sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa manalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman iseng. Saya cuman dapat tersenyum malu sembari menata seluruhnya buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana meratap saat saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga kapan sich baru senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa puas.

"Ssstt!! Apaan sich? Jika lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan was-was.

"Sebab itu tidak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART3

Saya menyaksikan ke seputarku, rupanya benar-benar kelasku ini udah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap saya cemas bila ada yang dengar kalimat mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya gak mau Andy dengar gosip yang tidak tidak, saya gak ingin hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberinya argumen untuk pisah pada mereka, biar saya tidak tanpa henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya gak apa apa, bertepatan saya  haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini telah tarik tanganku.

Saya sudah tidak punyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Tentu ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuman dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi geli waktu saya lihat sang cebol. Saya terkenang perbuatan bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha berlaku biasa. Manalagi Cie Fifi telah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Seusai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami dan minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama