CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART5, Hasrat-Bispak18 Ke-2  payudaraku pastinya telah memulai nampak oleh Wawan dan Suwito yang sekarang jadi menelan ludah. Saya selalu turunkan handuk ini hingga ujung atas bibir vaginaku yang telah berkali kali berisi penis mereka itu terpajang didepan mereka.

Wawan serta Suwito selalu melotot melihati badanku, sampai mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya lebih bergairah menarik mereka, dan pada kondisi telanjang bundar sebagai berikut, perlahan-lahan saya memutar badanku, lalu saya mengambil langkah ke almari bajuku dengan kaki tersilang seperti seseorang mode yang tengah berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra serta celana dalamku dari almari bajuku, menyengaja kupilih bra yang mempunyai ukuran amat kecil pada semua punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya mengambil langkah kesana dengan model seperti barusan sekalian mengerling nakal dari mereka.

Seterusnya saya menyengaja berlambat pelan kenakan bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… marilah non… membuka dong…", saya dengar nada Wawan serta Suwito di luar yang meminta minta dengan muka cabul mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka memohon buat dibuka, bra yang udah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang benar saya mustahil pengen memenuhi permintaan mereka.

Dan dalam hati saya marah-marah, disini saya dapat dengar kalimat mereka yang tidak sangat keras itu secara terang, tetapi barusan itu mereka beraga tidak mendengarku. Karena itu saya memutus untuk bikin mereka semakin haus dan lapar bakal badanku, toh saya aman aman saja dalam sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menuju mereka berdua. Saya lagi memakai celana dalamku, serta seperti barusan, saya berlambat lamban tingkatkan celana dalamku melalui ke-2  pahaku, hingga kemudian celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya pengin memamerkan badanku lebih terang dari mereka semua.  Seterusnya saya membawa ke-2  tanganku, pejamkan mataku dan memutar badanku seolah sedang menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam korden jendela kamarku dan tutup sejumlah badanku dengan korden itu, sembari mengerling nakal ke mereka bertiga.

"Telah, saya ingin tidur!", saya berbicara dengan suara keras, lalu saya tutup gordin jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli mengandaikan tidak tahu sekesal apa Wawan serta Suwito kini padaku. Kudengar dobrakan dobrakan kecil pada jendela kamarku, namun saya tentu tidak ingin menyikapi semuanya.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Pada saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak seringkali, ternyata mereka udah terbakar gairah serta memaksakan masuk ke sini buat mendapatku, menyetubuhiku serta melumat habis badanku.

Jantungku berdegap cepat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Tetapi saya coba tenang. Saya tahu saya bakal aman dalam kamarku, mereka gak akan berani melakukan perbuatan lebih jauh seperti menggedor pintu kamarku ini. Sehabis rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut serta nyaman, saya menentukan untuk lekas tidur siang.

Saya gak pengin tidur kelamaan, karena itu saya menyetel weker biar berdering pada pukul lima sore kelak. Lantas dengan kenakan bra serta celana dalam sesuai ini, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup susah saya usaha untuk selekasnya tertidur. Andy selalu ada di hadapanku tiap saya pejamkan mataku. Bila saya buka mataku, saya jadi ingin malam lekas datang dan mengayalkan begitu senangnya saya nanti Andy mengontakku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, dan tidak tahu berapakah lama lalu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore waktu saya telah terjaga dari tidur siangku. Tetapi rasa penat dan pegal yang menganiaya badanku sepanjang tiga ini hari telah menyusut banyak. Dan saya telah tersenyum senyuman kembali lantaran bayang-bayang Andy udah kembali isi hatiku.

"Non… non…", kudengar suara Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku cemas.

"Ada tukang surat yang memohon tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, tidak lama", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung melanda badanku yang cuman berbalut bra serta celana dalam saja. Saya menggigil sementara dan langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya selekasnya memakai pakaian rumah versi persentasenya.

"Aduh… krusial deh…", saya mengeluhkan dengan khawatir.

Saya melihat dari balik gordin jendela kamarku, nampaknya Wawan serta Suwito telah tidak di muka jendela kamarku. Tidak tahu berada di mana mereka saat ini, gak boleh jangan mereka tengah nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karena itu dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, dan saya cuma dapat lihat Sulikah yang menantiku.

"Mbak, mesti saya ya yang tanda-tangan?", saya ajukan pertanyaan dengan angan-angan jawabnya tak.

"Kata tukang suratnya sich mesti non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya ingin melepaskan tukang surat itu pergi, namun saya gak mau nanti saya jadi lebih ribet kalaupun nyatanya yang bakal dikatakan tukang surat itu suatu yang perlu. Mau tak mau saya meniti kemungkinan ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, dan dengan ingin harap risau saya melihat apa mereka berada pada sekitaran sini.

"Mbak, mereka berada pada mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich ada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sekalian tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang lihat anak majikannya takut bakal digagahi, bukanlah kasihan, justru senyuman senyuman semacam ini. Saya sedikit dongkol di Sulikah, namun saya gak berbicara apa apa serta lekas turun ketujuan pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya telah ada di hadapan loper itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman buat mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata pengantar itu sembari berikan sebuah amplop padaku, yang rupanya didalamnya Disc. Card dari restaurant favorite Jenny, berikut dengan sebuah tandanya terima serta pulpen padaku.

"Oh ya, thanks pak", saya bercakap puas dan menanda handel tandanya terima itu, lalu saya masuk ke dengan girang.

Bermakna esok atau Senin saya dapat memamerkan di Jenny serta Sherly, saya lebih dulu yang memperoleh Disc. Card ini. Dan saya dapat membayari mereka berdua di situ buat bikin mereka bertambah dongkol padaku :p

Tetapi jantungku hampir stop sewaktu di garasi saya memandang Suwito yang memburuku dengan cakepg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelit cekalan Suwito, dan saya lari ke dengan kuatir, mengharap saya tetap masih masuk ke kamarku dan menutup pintu.

"Gak mesti lari non, sia-sia saja", sindir Suwito sembari ketawa, serta dia mulai melafalkanrku, membuatku bertambah ketakutan dan saya selalu lari menuju tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit takut di saat tau-tau Wawan tampil dari balik tangga, dan saya mengelit sebisaku saat Wawan  ingin tangkapku.

Saya gak dapat ke tangga,  gak dapat lari ke luar. Saya lari ke area tamu, namun perlahan-lahan mereka justru membuatku tersudut di sofa ruangan tamu. Saya jadi ngotot dan melompati meja di ruangan tamu ini, lalu saya berniat larikan diri ke ruangan keluarga.

Namun mereka lebih semakin cepat merintangiku, serta selalu menahanku sampai saya kembali tersudut, terkepung di grandfather clock yang terpancang di area tamu ini.

"Udah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang semakin merapat serta siap-siap membekukku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sekalian tersenyum cabul.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART5

Jantungku berdetak makin cepat. Saya tahu saya jangan hingga ketangkap mereka. Lantaran mereka berdua yang jelas nanti akan tambah lagi dengan pak Berbudiin, pasti akan menggagahiku sampai mereka suka menyelesaikan marah birahi mereka padaku.

"Ko… kok telah pulang?", kataku sekalian arahkan penglihatanku ke pintu penting area keluarga yang nampak disini.

Wawan dan Suwito langsung melihat mengarah pintu, pastinya mereka kaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan kali ini langsung kugunakan untuk larikan diri ke arah ruangan keluarga, dan saya bisa lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang setelah itu langsung melafalkanrku.

"Tidak boleh lari non!", heboh Wawan yang turut menyebutrku.

Saya mati matian lari selekas-lekasnya tuju tangga, serta Kedengarannya saya memanglah bisa semakin cepat pada mereka. Saya lagi ke arah ke kamarku, serta saya sukses menggembok pintu kamarku cocok saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku ibaratnya bakal lepas. Jelas Wawan serta Suwito lagi usaha buka pintu kamarku. Tetapi saya pula sadar bila saya udah aman dalam kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan suka.

Lega sekali rasanya saya dapat terlepas dari 2 maniak itu. Bukan saya gak ingin layani mereka, saya cuman pengin simpan tenagaku ini hari, amat tidaklah sampai saya usai telpon dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat gara-gara barusan lari dengan maksimal seperti barusan. Napasku pun sedikit gak memiliki aturan dan badanku sedikit gemetaran, namun sekarang sudah semua aman. Serta saya pikir kalau rendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kegentinganku.

Karena itu saya ambil satu set busana tukar komplet dengan bra serta celana dalam dari almari bajuku, dan saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Gak lupa saya membawaserta handuk yang terkait di muka wastafel, serta saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan sewaktu saya memandang pak Bijakin yang ada dalam kamar mandiku, entahlah mulai sejak kapan dia ada di sini.

Lembar buat lembar kemeja yang kubawa bertumbangan ke lantai kamarku saat lagi saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijaksanain mulai dekatiku.

"Pak… tidak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, namun keadaan ini sama, pak Bijaksanain selalu dekatiku.

Saya lebih kuatir, gak tahu harus lari ke mana. Tetapi saya tetap punya keinginan. Asal saya dapat memperdayai pak Bijaksanain sampai saya dapat lari ke kamar mandi di kamarku ini serta menutup pintunya, kemungkinan saya bisa selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya telah Eliza ingin sama pak Berbudiin saja, namun tidak boleh panggil lainnya ya", saya menyengaja merengek-rengek dengan manja serta saat ini saya malahan merapat ke pak Bijakin.

Saya akan menarik kaus yang kukenakan ini, namun saya menyudahi niatku waktu pak Bijaksanain yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini justru buka tirai kamarku yang benar ada di dekatnya.

Saya udah putus harapan, impianku redup benar-benar di saat saya memandang kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Bijaksanain, sebab itu mempunyai arti jalan masuk ke kamarku terbuka buat Wawan dan Suwito.

Saya tidak mungkin memiliki cukup waktu buat larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, sebab saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijakin sudah pasti mencekalku.

"Saya sich puas senang saja non jika dapat ngeseks sama non sendirian, cuman saya gak sedap sama Wawan serta Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan lantaran mereka pun", kata pak Bijaksanain yang saat ini kembali merapat ke arahku.

Saya sangat kecewa dengar ujaran pak Bijakin, yang benar-benar betul itu. Jika dahulu Wawan dan Suwito tidak mengawali kekurang tuntunan mereka kepadaku, belumlah tentu pak Berbudiin dapat turut nikmati badanku dengan mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART5

Lebih kembali, belum pasti saya harus jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri semenjak tahun akhir 2004 tempo hari.

Namun tidak ada waktu untukku buat mengenang waktu waktu lalu.  Saya sadar kini pak Berbudiin telah dekat sekali, dan saya sempat berkilah ke belakang buat mengelit saat pak Bijakin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, sekarang saya nyata-nyata terasa bakal digagahi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Mari bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek nggak, saiki kene lak ngaplo maneh? Tetapi saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes tidak buko. Wedine non Eliza mlebu lan bersembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijaksanain dengan bahasa Suroboyoan dari mereka, dan pak Berbudiin lagi dekatiku.

Yang gak mengetahui pembicaraan mereka yang memanfaatkan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan menanyakan apa pak Bijakin berada di dalam kamarku, dan memerintah pak Berbudiin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Berbudiin menyepakati kalaupun dia berada di dalam sini, sekalian menyenangkan hati diri karena dia barusan menanti dalam kamar mandiku. Kalaupun tak, kini mereka nyata kembali tidak bekerja. Namun pak Bijakin memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya udah dibuka olehnya, karena pak Bijaksanain risau saya bakal masuk serta sembunyi di kamar mandiku pada saat dia buka pintu kamarku untuk Wawan.

Terkecuali itu pak Berbudiin  memohon Suwito buat tunggu di muka pintu kamarku, sampai Wawan buka pintu kamarku untuk dirinya. Dengan demikian saya tidak mungkin dapat larikan diri melalui mana saja, sebab semua jalan keluar kamarku udah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Sungguh-sungguh edan, pak Bijaksanain sampai telah bikin trik sebagai berikut untuk tangkapku, serta benar-benar mereka sukses membuatku terkepung di kamarku sendiri. Tidak tahu bagaimana dia dapat pikirkan masalah ini, yang terang saat ini saya telah tak dapat melakukan hal apa apalagi, dan saya tinggal menanti waktu sebelumnya badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… tak boleh paak…", saya menjerit di saat ke-2  tanganku udah ketangkap pak Bijaksanain yang tiba-tiba mencekalku, serta saya sekalipun gak sempat mengelit lantaran semangatku telah redup.

Saya mulai coba meronta, tetapi seluruhnya buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seseorang gadis yang imut jika diperbandingkan dengan pak Berbudiin yang punyai tubuh tegap dan kekar itu?

Tidak berapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia mengancingnya. Korden itu  ditutup olehnya.

"Pintar kowe Fin", kata Wawan yang kelihatan begitu puas dengan sukses siasat pak Bijaksanain.

Lalu Wawan melangkah menjurus pintu kamarku, sekalian menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan bergairah, membuatku lebih lemas memandang ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Mulai
Lengkaplah sudah ke-3  pejantan yang akan lekas melumat badanku untuk menumpahkan sakit hati mereka padaku. Entahlah mereka bakal menghajarku kayak apakah, saya tidak berani mengayalkan nasibku bakal seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta pada saat Wawan serta Suwito dekatiku sembari menyeringai. Biarpun sesungguhnya mereka terlalu sering nikmati badanku, tetap juga sekarang saya merinding takut menyaksikan tatapan mereka yang seperti mau menelanku bundar bulat.

Saya lagi coba melepas ke-2  tanganku dari cengkraman tangan pak Berbudiin.

"Jangan… gak boleh sekarang… esok saja… gak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas udah melumat bibirku.

Saat saya mengerang rintih hingga selanjutnya megap megap sebab kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN MONTOK ELIZA PART5

Saya tidak menyaksikan siapakah yang melakukan, tetapi dengan pak Bijakin yang mencekram ke-2  tanganku serta Suwito yang terus memagut bibirku, saya tahu pelaksananya pastilah Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta selanjutnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh gairah.

Saya mulai melemas, dan sewaktu pak Bijaksanain melepas cengkramannya di tangan kananku, saya udah begitu kisruh untuk memanfaatkan tangan kananku tidak tahu buat menggerakkan Suwito masih yang repot melumat bibirku, atau Wawan yang tetap memagut bibir vaginaku. Bahkan tenaga pada tangan kananku ini rasanya lesap entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta serta merengek-rengek saat Suwito membebaskan pagutannya pada bibirku.

"Lepasin? Non Eliza gak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, serta dia bersama pak Bijakin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Saat ini saya tinggal memakai bra yang punya warna putih ini, dan saya tahu tidak lama lagi pembantaian pada diriku bakal selekasnya diawali.

Pak Bijakin serta Suwito yang berdiri di sebelah kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama